Minggu, 05 Juni 2011

KHASIAT DAN PENGGUNAAN

Hipertensi juga disebut sebagai tekanan darah tinggi (HTN atau HPN) adalah suatu kondisi medis di mana tekanan darah tinggi yang berkesinambungan atau menurut JNC-7  (Joint National Comitte) hipertensi adalah kenaikan tekanan darah arteri yang tetap.
Dalam penggunaan saat ini, kata "hipertensi" biasanya merujuk ke sistemik (hipertensi arterial). Sedangkan jenis lain adalah  pulmonary hipertensi yang melibatkan sirkulasi paru-paru.
Klasifikasi Tekanan Darah (Menurut JNC-7)

Klasifikasi
SISTOL (mmHg)
DIASTOL (mmHg)
Normal
Prehipertensi
Stage 1 hipertensi
Stage 2 hipertensi

<120          dan
120-139     atau
140-159     atau
≥160           atau
<80
80-89
90-99
≥100
 Bila tekanan darah sisitol  ≥140 mmHg dan tekanan darah diastol <90 mmHg dinamakan Isolated systole hipertension
Patofisiologi Hipertensi



a.     Hipertensi esensial (Hipetensi primer) bersifat idiopatik yang belum jelaspenyebabnya. Dipengaruhi usia, kelamin, merokok, kolesterol, berat badan.
b.     Hipertensi sekunder. Dipengaruhi oleh obat, penyakit ginjal, penyakit endokrin (diabetes melitus, tiroid,
Gejala:


Kebanyakan tidak menunjukkan gejala (asymptomatic)

Tanda-tanda klinik Hipertensi


  • Pusing paroksimal
  • Berkeringat
  • Takikardia
  • Palpitasi

Faktor Resiko Hipertensi:



-         Merokok
-         Obesitas (BMI ≥ 30)
-         Immobilitas (kurang gerak)
-         Dislipidemia (kadar lemak/kolesterol dalam darah yang tinggi)
-         Diabetes melitus
-         Mikroalbuminuria (terdapat albumin dalam urin) atau perkiraan GFR <60 ml/menit
-         Umur (>55 tahun untuk laki-laki, >65 tahun untuk perempuan)
-         Riwayat keluarga
Terapi Hipertensi:


a.     Terapi non farmakologi


§  Bagi yang obesitas, turunkan berat badan
§  Diet garam (< 2.4 g/hari)
§  Kurangi konsumsi lemak
§  Tidak merokok, kurangi kopi, alkohol
§  Istirahat cukup
§  Olahraga teratur

b.     Terapi Farmakologi


Obat yang bisa digunakan antara lain:
o       Golongan ACE-1 (Angiotensin Converting Enzyme Inhibitor)
Obat-obat golongan ini bekerja menghambat perubahan Angiotensin I
(AT I) menjadi Angiotensin II (AT II) yang merupakan vasokonstriktor kuat. Obat-obat golongan ini seperti captopril,lisinopril, enalapril dll
o       Golongan ACE-2 (ARB= Angiotensin Reseptor Blocker)
Golongan obat ini bekerja mengeblok reseptor Angiotensin II (AT II) subtipe ATI. Golongan obat-obat ini seperti losartan, irbesartan dll.
o       Alfa-1 bloker
Obat golongan ini bekerja mengeblok reseptor α1 yang mengakibatkan vasodilatasi. Obat-obat golongan ini seperti prazosin, terazosin, doxazosin dll.
o       Beta bloker (mengeblok reseptor β)
Obat-obat golongan ini seperti: propranolol, atenolol, metaprolol dll.
o       Ca channel bloker
Bekerja menghambat masuknya calsium ke otot pembuluh darah, obat-obatnya seperti : diltiazem, nifedipin, verapamil, amlodipin dll.
o       Diuretik
Obat-obat diuretik bekerja dengan menurunkan reabsorbsi elektrolit di tubulus dan meningkatkan ekskresi air dan NaCl. -
Golongan diuretik antara lain: HCT (Hidroklorotiazid), spironolakton,


AB-Vask 10mg  TABLET Amiodipine


KOMPOSISI

A-B Vask®5   : Tiap tablet mengandung
Amiodipine besylate 6,934 mg setara denga amiodipine 5 mg.
A-B Vask® 10 : Tiap tablet mengandung
Amiodipine besylate 13,868 mg setara dengan amiodipine 10 mg


CARA KERJA OBAT

Farmakologi :

Amiodipine adalah inhibitor influks kalsium (slow channel blocker atau antagonis ion kalsium), yaitu menghambat influks ion-ion kalsium transmembran ke dalam jantung dan otot polos Mekanisme kerja antihipertensi amiodipine dikarenakan adanya efek relaksasi secara langsung pada otot polos vaskular, sedangkan mekanisme yang tepat untuk menghilangkan angina belum sepenuhnya diketahui Dua cara kerja amlodipine untuk memperkecil iskemia total adalah sebagai berikut:
*        
Amiodipine menimbulkan dilatasi arteriola perifer sehingga memperkecil tahanan perifer total (afterload) terhadap kerja jantung Karena tidak menimbulkan refleks takikardia, maka tidak ada muatan terhadap jantung sehingga konsumsi energi miokardial dan kebutuhan oksigen menurun
*        
Amiodipine menimbulkan dilatasi arteri koroner utama dan arteriola koroner, baik pada keadaan normal maupun iskemia. Dilatasi ini meningkatkan penyampaian oksigen miokardial pada penderita dengan spasme arteri koroner (Prinzmetal's atau angina varian)
Farmakokinetika :

Setelah pemberian dosis terapeutik secara oral, amiodipine diabsorpsi dengan baik dan kadar puncak dalam plasma tercapai setelah 6 - 12 jam Volume distribusi amiodipine kira-kira 21 liter/kg Waktu paruh eliminasi plasma terminal adalah sekitar 35 - 50 jam dan konsisten pada pemberian dosis sekali sehari Kadar mantap dalam plasma tercapai 7 - 8 hari setelah pemberian secara terus menerus sehari sekali Sebanyak 97,5% amiodipine dalam sirkulasi terikat dengan protein plasma
Amlodipine sebagian besar dimetabolisme di hati menjadi metabolit inaktif, di ekskresi di urin 10% dalam bentuk tidak berubah dan 60% sebagai metabolit Pada penderita hipertensi, pemberian dosis sehari sekali memberikan penurunan tekanan darah yang signifikan secara klinis baik pada posisi terlentang maupun berdiri setelah interval waktu 24 jam. Karena mula kerja yang lambat maka tidak terjadi hipotensi akut setelah

INDIKASI

Amlodipine diindikasikan untuk pengobatan hipertensi dan digunakan dalam bentuk tunggal untuk mengontrol tekanan darah pada sebagian besar penderita Penderita-penderita yang tidak cukup terkontrol bila hanya menggunakan obat antihipertensi tunggal, dapat lebih menguntungkan bila pemberian amlodipine dikombinasi dengan diuretik tiazid, inhibitor adrenoreceptor, atau inhibitor anglotensin-converting enzym.
Amlodipine diindikasikan untuk pengobatan iskemia miokardial yang disebabkan obstruksi fixed (angina stabil) dan atau vasospasme/vasokonstriksi (Prinzmetal's atau angina varian) dari pembuluh darah koroner Amlodipine dapat digunakan sebagai gambaran klinik yang menunjukkan suatu kemungkinan komponen vasospastik / vasokonstriktif tetapi belum nampak adanya vasospasme / vasokonstriksi. Amlodipine dapat digunakan dalam bentuk tunggal (monoterapi) atau dikombinasi dengan obat-obat antiangina lain, terutama pada penderita angina yang sukar disembuhkan dengan nitrat dan atau dengan p-blocker pada dosis adequat / dosis yang memadapemberian amlodipine pada penderita angina .Pemberian dosis sekali sehari meningkatkan waktu exercise dan menurunkan frekuensi serangan angina dan konsumsi tablet nitrogliserin. Amiodipine tidak

KONTRA INDIKASI

Amlodipine dikontraindikasikan pada penderita yang sensitif terhadap dihidropiridin.


POSOLOGI
Untuk hipertensi :
Dosis lazim adalah 5 mg amiodipine satu kali sehari, dapat ditingkatkan sampai dosis maksimum 10 mg tergantung respons penderita secara individual dan berat penyakit. Bayi, penderita yang lemah (fragile), penderita lanjut usia  atau penderita dengan gagal fungsi hati dapat dimulai dengan dosis 2,5 mg amiodipine satu kali sehari dan dosis ini dapat digunakan ketika amiodipine ditambah dengan terapi anti hipertensi lain Sebagian besar penderita hipertensi dengan dosis pemakaian 5 mg setiap hari tidak perlu peningkatan dosis Bagi mereka yang memerlukan dosis lebih tinggi, amlodipine dapat ditingkatkan menjadi 7,5 mg setiap hari dengan dosis maksimum 10 mg setiap hari. Dosis yang dianjurkan untuk chronic stable atau angina vasospastik adalah 5-10 mg, dan dosis yang rendah untuk penderita lanjut usia dan penderita gagal fungsi hati,
Untuk dewasa :
Tidak diperlukan penyesuaian dosis bila digunakan bersamaan dengan diuretik tiazid, p-bloker, dan angiotensin converting enzyme inhibitors.
Untuk anak-anak  :
Sampai saat ini penggunaan amlodipine untuk anak-anak tidak pernah dilaporkan / belum pernah diberikan pada anak-anak
EFEK SAMPING
-    
Amlodipine ditoleransi dengan baik Pada penelitian klinik dengan kontrol plasebo yang mencakup penderita dengan hipertensi dan angina, efek samping yang umum terjadi adalah sakit kepala, edema, somnolen, palpitasi, nyeri abdomen, lelah, mual, flushing, dan pusing-pusing Tidak ada kelainan-kelainan tes laboratorium yang signifikan secara klinis yang berkaitan dengan amiodipine
-    
Efek samping lain yang sedikit ditemukan pada pengalaman klinis adalah pruritus, rash, dispnea, astenia, kram otot, hiperplasia gingiva, dispepsia dan yang jarang ditemukan eritema multiforme, Seperti pada calcium channel Mockers, efek samping lain jarang dilaporkan dan tidak bisa dibedakan    dari gejala penyakit penyebabnya: infark miokard, aritmia (termasuk takikardi ventrikular dan fibrilasi atrium) dan nyeri dada.
PERINGATAN DAN PERHATIAN
*
Penggunaan pada penderita gagal qinjal
Amlodipine sebagian besar dimetabolisme menjadi metabolit inaktif, dan 10% diekskresikan dalam bentuk utuh melalui urin Perubahan-perubahan kadar amiodipine dalam plasma tidak ada korelasi dengan derajat kegagalan ginjal. Dosis normal amiodipine dapat digunakan pada penderita tersebut namun amlodipine tidak dapat didialisis.

 
*
Penqqunaan pada penderita gagal funqsi hepar
Waktu paruh amiodipine menjadi lebih panjang pada penderita gagal fungsi hepar, oleh karena itu perlu perhatian khusus pada penggunaannya. Dosis rekomendasi belum ada yang pasti.
*
Penggunaan pada ibu hamil dan menyusui.
Keamanan penggunaan amlodipine pada ibu hamil dan menyusui belum dibuktikan / diteliti. I Amiodipine   tidak menunjukkan toksik pada penelitian reproduktif pada binatang yang diberi I dosis 50 kali (dosis   maksimum yang direkomendasikan pada manusia), efek yang timbul yaitu hanya memperpanjang parturisi dan   kerja pada tikus percobaan. Berdasarkan hal tersebut di atas, penggunaan pada ibu hamil dan menyusui   hanya direkomendasikan bila tidak ada alternatif lain yang lebih aman dan bila penyakitnya itu sendiri   membawa risiko yang besar pada ibu dan anak.
*
Penggunaan pada penderita lanjut usia.
Waktu yang diperlukan untuk mencapai konsentrasi plasma puncak amiodipine sama, baik pada orang tua maupun orang muda. Klirens amlodipine akan menurun dengan peningkatan AUC dan eliminasi waktu paruh penderita lanjut usia, karena mudah ditoleransi dengan baik Oleh karena itu, dosis normal dapat direkomendasikan pada penderita lanjut usia.
INTERAKSI OBAT

Amlodipine aman diberikan bersama-sama dengan diuretik tiazid, $-blocker, inhibitor angiotensin-converting enzym, long-acting nitrat, nitrogliserin sublingual, obat-obat I antiinflamasi non-steroid, antibiotika, dan obat hipoglikemik oral. Pada penelitian khusus I disebutkan bahwa pemberian amlodipine bersama-sama digoksin tidak mengubah kadar digoksin dalam serum dan klirens renal digoksin pada sukarelawan normal. Pemberian bersama-sama dengan simetidin tidak mengubah farmakokinetika amiodipine. Data in-vitro I dari penelitian
OVERDOSIS

Walaupun tidak ada penelitian yang menyebutkan tentang overdosis amlodipine, tetapi dari
data yang ada menunjukkan bahwa overdosis dapat menyebabkan vasodilatasi perifer yang  berlebihan dengan tanda selanjutnya berupa hipotensi sistemik yang lebih lama.
Hipotensi yang signifikan secara klinik karena overdosis amlodipine memerlukan dukungan kardiovaskuler aktif termasuk pemantauan jantung dan fungsi pernafasan,peninggian anggota badan, dan perhatian terhadap volume cairan sirkulasi dan pengeluaran urin. Bahan vasokonstriktor dapat membantu memulihkan tegangan vaskular dan tekanan darah,diberikan bila tidak ada kontraindikasi terhadap penggunaannya. Karena amlodipine sebagian besar terikat dengan protein, dialisis tidak menguntungkan / tidak direkomendasikan.

KEMASAN

A-BVask   ® 5 : Kotak, 3 blister @ 10 tablet
                No. Reg. DKL0813313810A1
A-B Vask ® 10 : Kotak, 3 blister @ 10 tablet
                No Reg. DKL0813313810B1



AB-Vask 5mg TABLET Amiodipine
KOMPOSISI

A-B Vask®5   : Tiap tablet mengandung Amiodipine besylate 6,934 mg setara dengan
               amiodipine 5 mg.
A-B Vask® 10 : Tiap tablet mengandung Amiodipine besylate 13,868 mg setara dengan
               amiodipine 10 mg


CARA KERJA OBAT

Farmakologi:
Amiodipine adalah inhibitor influks kalsium (slow channel blocker atau antagonis ion kalsium), yaitu menghambat influks ion-ion kalsium transmembran ke dalam jantung dan otot polos Mekanisme kerja antihipertensi amiodipine dikarenakan adanya efek relaksasi secara langsung pada otot polos vaskular, sedangkan mekanisme yang tepat untuk menghilangkan angina belum sepenuhnya diketahui Dua cara kerja amlodipine untuk memperkecil iskemia total adalah sebagai berikut:
*   Amiodipine menimbulkan dilatasi arteriola perifer sehingga memperkecil tahanan perifer total     (afterload) terhadap kerja jantung Karena tidak menimbulkan refleks takikardia, maka tidak ada muatan     terhadap jantung sehingga konsumsi energi miokardial dan kebutuhan oksigen menurun
*   Amiodipine menimbulkan dilatasi arteri koroner utama dan arteriola koroner, baik pada keadaan normal     maupun iskemia. Dilatasi ini meningkatkan penyampaian oksigen miokardial pada penderita dengan spasme     arteri koroner (Prinzmetal's atau angina varian)

Farmakokinetika:
Setelah pemberian dosis terapeutik secara oral, amiodipine diabsorpsi dengan baik dan kadar puncak dalam plasma tercapai setelah 6 - 12 jam Volume distribusi amiodipine kira-kira 21 liter/kg Waktu paruh eliminasi plasma terminal adalah sekitar 35 - 50 jam dan konsisten pada pemberian dosis sekali sehari Kadar mantap dalam plasma tercapai 7 - 8 hari setelah pemberian secara terus menerus sehari sekali Sebanyak 97,5% amiodipine dalam sirkulasi terikat dengan protein plasma
Amlodipine sebagian besar dimetabolisme di hati menjadi metabolit inaktif, di ekskresi di urin 10% dalam bentuk tidak berubah dan 60% sebagai metabolit Pada penderita hipertensi, pemberian dosis sehari sekali memberikan penurunan tekanan darah yang signifikan secara klinis baik pada posisi terlentang maupun berdiri setelah interval waktu 24 jam. Karena mula kerja yang lambat maka tidak terjadi hipotensi akut setelah pemberian amlodipine pada penderita angina .Pemberian dosis sekali sehari meningkatkan waktu exercise dan

INDIKASI
Amlodipine diindikasikan untuk pengobatan hipertensi dan digunakan dalam bentuk tunggal untuk mengontrol tekanan darah pada sebagian besar penderita Penderita-penderita yang tidak cukup terkontrol bila hanya menggunakan obat antihipertensi tunggal, dapat lebih menguntungkan bila pemberian amlodipine dikombinasi dengan diuretik tiazid, inhibitor adrenoreceptor, atau inhibitor anglotensin-converting enzym.
Amlodipine diindikasikan untuk pengobatan iskemia miokardial yang disebabkan obstruksi fixed (angina stabil) dan atau vasospasme/vasokonstriksi (Prinzmetal's atau angina varian) dari pembuluh darah koroner Amlodipine dapat digunakan sebagai gambaran klinik yang menunjukkan suatu kemungkinan komponen vasospastik / vasokonstriktif tetapi belum nampak adanya vasospasme / vasokonstriksi. Amlodipine dapat digunakan dalam bentuk tunggal (monoterapi) atau dikombinasi dengan obat-obat antiangina lain, terutama pada penderita angina yang sukar disembuhkan dengan nitrat dan atau dengan p-blocker pada dosis adequat / dosis yang memadaimenurunkan frekuensi serangan angina dan konsumsi tablet nitrogliserin. Amiodipine tidak mempengaruhi efek metabolisme atau perubahan-perubahan lipid (lemak) dalam plasma.


KONTRA INDIKASI
Amlodipine dikontraindikasikan pada penderita yang sensitif terhadap dihidropiridin.


POSOLOGI
*  Untuk hipertensi : Dosis lazim adalah 5 mg amiodipine satu kali sehari, dapat ditingkatkan  sampai dosis maksimum 10 mg tergantung  respons penderita secara individual dan  berat penyakit. Bayi, penderita yang lemah (fragile), penderita lanjut usia atau penderita dengan gagal fungsi hati dapat dimulai dengan dosis 2,5 mg  amiodipine satu kali sehari dan dosis ini dapat digunakan ketika amiodipine ditambah dengan terapi anti hipertensi lain Sebagian besar penderita hipertensi dengan dosis pemakaian 5 mg setiap hari tidak perlu peningkatan dosis Bagi  mereka yang memerlukan dosis lebih tinggi, amlodipine dapat ditingkatkan  menjadi 7,5 mg setiap hari dengan dosis maksimum 10 mg setiap hari. Dosis yang dianjurkan untuk chronic stable atau angina vasospastik adalah 5-10 mg, dan  dosis yang rendah untuk penderita
lanjut usia dan penderita gagal fungsi hati, Tidak diperlukan penyesuaian dosis bila digunakan bersamaan dengan diuretik  tiazid, p-bloker, dan angiotensin converting enzyme inhibitors.
*  Untuk anak-anak  : Sampai saat ini penggunaan amlodipine untuk anak-anak tidak pernah dilaporkan / belum pernah diberikan pada anak-anak

 EFEK SAMPING
 - Amlodipine ditoleransi dengan baik Pada penelitian klinik dengan kontrol plasebo yang mencakup    penderita dengan hipertensi dan angina, efek samping yang umum terjadi adalah sakit kepala, edema,    somnolen, palpitasi, nyeri abdomen, lelah, mual, flushing, dan pusing-pusing Tidak ada    kelainan-kelainan tes laboratorium yang signifikan secara klinis yang berkaitan dengan amiodipine
-  Efek samping lain yang sedikit ditemukan pada pengalaman klinis adalah pruritus, rash, dispnea,    astenia, kram otot, hiperplasia gingiva, dispepsia dan yang jarang ditemukan eritema multiforme,    Seperti pada calcium channel Mockers, efek samping lain jarang dilaporkan dan tidak bisa dibedakan    dari gejala penyakit penyebabnya: infark miokard,   ' aritmia (termasuk takikardi ventrikular dan    fibrilasi atrium) dan nyeri dada.

PERINGATAN DAN PERHATIAN
* Penggunaan pada penderita gagal qinjal Amlodipine sebagian besar dimetabolisme menjadi metabolit   inaktif, dan 10% diekskresikan dalam bentuk utuh melalui urin Perubahan-perubahan kadar amiodipine   dalam plasma tidak ada korelasi dengan derajat kegagalan ginjal. Dosis normal amiodipine dapat     digunakan pada penderita tersebut namun amlodipine tidak dapat didialisis.

* Penqqunaan pada penderita gagal funqsi hepar
  Waktu paruh amiodipine menjadi lebih panjang pada penderita gagal fungsi hepar, oleh karena itu perlu     perhatian khusus pada penggunaannya. Dosis rekomendasi belum ada yang pasti.

* Penggunaan pada ibu hamil dan menyusui.
  Keamanan penggunaan amlodipine pada ibu hamil dan menyusui belum dibuktikan / diteliti. I Amiodipine   tidak menunjukkan toksik pada penelitian reproduktif pada binatang yang diberi I dosis 50 kali (dosis   maksimum yang direkomendasikan pada manusia), efek yang timbul yaitu hanya memperpanjang parturisi dan   kerja pada tikus percobaan. Berdasarkan hal tersebut di atas, penggunaan pada ibu hamil dan menyusui   hanya direkomendasikan bila tidak ada alternatif lain yang lebih aman dan bila penyakitnya itu sendiri   membawa risiko yang besar pada ibu dan anak.

* Penggunaan pada penderita lanjut usia.
  Waktu yang diperlukan untuk mencapai konsentrasi plasma puncak amiodipine sama, baik pada orang tua   maupun orang muda. Klirens amlodipine akan menurun dengan peningkatan AUC dan eliminasi waktu paruh     penderita lanjut usia, karena mudah ditoleransi dengan baik Oleh karena itu, dosis normal dapat     direkomendasikan pada penderita lanjut usia



INTERAKSI OBAT
Amlodipine aman diberikan bersama-sama dengan diuretik tiazid, $-blocker, inhibitor angiotensin-converting enzym, long-acting nitrat, nitrogliserin sublingual, obat-obat I antiinflamasi non-steroid, antibiotika, dan obat hipoglikemik oral. Pada penelitian khusus I disebutkan bahwa pemberian amlodipine bersama-sama digoksin tidak mengubah kadar digoksin dalam serum dan klirens renal digoksin pada sukarelawan normal. Pemberian bersama-sama dengan simetidin tidak mengubah farmakokinetika amiodipine. Data in-vitro I dari penelitian pada plasma manusia menyebutkan bahwa amiodipine tidak mempunyai efek pada ikatan protein dengan obat-obat yang diuji (digoksin, fenitoin, warfarin, atau indometasin).



OVERDOSIS
Walaupun tidak ada penelitian yang menyebutkan tentang overdosis amlodipine, tetapi dari
data yang ada menunjukkan bahwa overdosis dapat menyebabkan vasodilatasi perifer yang  berlebihan dengan tanda selanjutnya berupa hipotensi sistemik yang lebih lama.
Hipotensi yang signifikan secara klinik karena overdosis amlodipine memerlukan dukungan kardiovaskuler aktif termasuk pemantauan jantung dan fungsi pernafasan,peninggian anggota badan, dan perhatian terhadap volume cairan sirkulasi dan pengeluaran urin. Bahan vasokonstriktor dapat membantu memulihkan tegangan vaskular dan tekanan darah,diberikan bila tidak ada kontraindikasi terhadap penggunaannya. Karena amlodipine sebagian besar terikat dengan protein, dialisis tidak menguntungkan / tidak direkomendasikan.
Pada beberapa kasus, pencucian / kuras lambung dapat membantu menurunkan laju absorpsi amlodipine.

KEMASAN

A-BVask   ® 5 : Kotak, 3 blister @ 10 tablet
                No. Reg. DKL0813313810A1

A-B Vask ® 10 : Kotak, 3 blister @ 10 tablet
                No Reg. DKL0813313810B1



 ACCUPRIL 10 MG

GOLONGAN : K


KANDUNGAN :
Quinapril


INDIKASI :
Hipertensi, gagal jantung kongestif


PERHATIAN :
Gangguan fungsi ginjal, gagal jantung kongestif berat.


INTERAKSI OBAT :
- Dapat mengurangi penyerapan Tetrasiklin.
- Monitor kadar Kalium dalam serum saat Quinapril digunakan dengan diuretika hemat Kalium, Kalium tambahan, atau pengganti garam yang mengandung Kalium.

EFEK SAMPING :
Sakit kepala, pusing, rinitis, batuk, infeksi saluran pernafasan bagian atas, letih, mual, muntah, dispepsia, dan parestesia (gangguan perasaan kulit seperti kesemutan).


INDEKS KEAMANAN PADA WANITA HAMIL :
C: Penelitian pada hewan menunjukkan efek samping pada janin ( teratogenik atau embriosidal atau lainnya) dan belum ada penelitian yang terkendali pada wanita atau penelitian pada wanita dan hewan belum tersedia. Obat seharusnya diberikan bila hanya keuntungan potensial memberikan alasan terhadap bahaya potensial pada janin.


KEMASAN :
Tablet 10 mg x 30 biji.


DOSIS :
* Hipertensi :
  - pada pasien yang tidak menggunakan diuretika : dosis awal 10 mg sekali sehari, pemeliharaan : 20-40 mg/hari.
  - pada pasien yang juga menggunakan diuretika : dosis awal 5 mg sekali sehari.
* Gagal jantung kongestif : dosis awal 5 mg, pemeliharaan : 10-20 mg/hari.


PENYAJIAN :
Dikonsumsi pada perut kosong (1 atau 2 jam sebelum/sesudah makan)
ACCUPRIL 20 MG

GOLONGAN : K


KANDUNGAN :
Quinapril


INDIKASI :
Hipertensi, gagal jantung kongestif.


PERHATIAN :
Gangguan fungsi ginjal, gagal jantung kongestif berat.


INTERAKSI OBAT :
- dapat mengurangi penyerapan Tetrasiklin.
- monitor kadar Kalium dalam serum saat Quinapril digunakan dengan diuretika hemat Kalium, Kalium tambahan, atau pengganti garam yang mengandung Kalium.


EFEK SAMPING :
Sakit kepala, pusing, rinitis, batuk, infeksi saluran pernafasan bagian atas, letih, mual, muntah, dispepsia, dan parestesia (gangguan perasaan kulit seperti kesemutan).


INDEKS KEAMANAN PADA WANITA HAMIL :
C: Penelitian pada hewan menunjukkan efek samping pada janin ( teratogenik atau embriosidal atau lainnya) dan belum ada penelitian yang terkendali pada wanita atau penelitian pada wanita dan hewan belum tersedia. Obat seharusnya diberikan bila hanya keuntungan potensial memberikan alasan terhadap bahaya potensial pada janin.


KEMASAN :
Tablet 20 mg x 30 biji


DOSIS :
* Hipertensi :
  - pada pasien yang tidak menggunakan diuretika : dosis awal 10 mg sekali sehari, pemeliharaan : 20-40 mg/hari.
  - pada pasien yang juga menggunakan diuretika : dosis awal 5 mg sekali sehari.
* Gagal jantung kongestif : dosis awal 5 mg, pemeliharaan : 10-20 mg/hari.


PENYAJIAN :
Dikonsumsi pada perut kosong (1 atau 2 jam sebelum/sesudah makan)
ACCUPRIL 40 MG

GOLONGAN : K


KANDUNGAN :
Quinapril


INDIKASI :
Hipertensi, gagal jantung kongestif.


PERHATIAN :
Gangguan fungsi ginjal, gagal jantung kongestif berat.


INTERAKSI OBAT :
- dapat mengurangi penyerapan Tetrasiklin.
- monitor kadar Kalium dalam serum saat Quinapril digunakan dengan diuretika hemat Kalium, Kalium tambahan, atau pengganti garam yang mengandung Kalium.


EFEK SAMPING :
Sakit kepala, pusing, rinitis, batuk, infeksi saluran pernafasan bagian atas, letih, mual, muntah, dispepsia, dan parestesia (gangguan perasaan kulit seperti kesemutan).

INDEKS KEAMANAN PADA WANITA HAMIL :
C: Penelitian pada hewan menunjukkan efek samping pada janin ( teratogenik atau embriosidal atau lainnya) dan belum ada penelitian yang terkendali pada wanita atau penelitian pada wanita dan hewan belum tersedia. Obat seharusnya diberikan bila hanya keuntungan potensial memberikan alasan terhadap bahaya potensial pada janin.


KEMASAN :
Tablet 20 mg x 30 biji


DOSIS :
* Hipertensi :
- pada pasien yang tidak menggunakan diuretika : dosis awal 10 mg sekali sehari, pemeliharaan : 20-40 mg/hari.
- pada pasien yang juga menggunakan diuretika : dosis awal 5 mg sekali sehari.
* Gagal jantung kongestif : dosis awal 5 mg, pemeliharaan : 10-20 mg/hari.


PENYAJIAN :
Dikonsumsi pada perut kosong (1 atau 2 jam sebelum/sesudah makan)
ACCUPRIL 5 MG

GOLONGAN : K


KANDUNGAN :

Quinapril


INDIKASI :

Hipertensi, gagal jantung kongestif.


PERHATIAN :

Gangguan fungsi ginjal, gagal jantung kongestif berat.


INTERAKSI OBAT :

- dapat mengurangi penyerapan Tetrasiklin.
- monitor kadar Kalium dalam serum saat Quinapril digunakan dengan diuretika hemat Kalium, Kalium tambahan, atau pengganti garam yang mengandung Kalium.


EFEK SAMPING :

Sakit kepala, pusing, rinitis, batuk, infeksi saluran pernafasan bagian atas, letih, mual, muntah, dispepsia, dan parestesia (gangguan perasaan kulit seperti kesemutan).


INDEKS KEAMANAN PADA WANITA HAMIL :

C: Penelitian pada hewan menunjukkan efek samping pada janin ( teratogenik atau embriosidal atau lainnya) dan belum ada penelitian yang terkendali pada wanita atau penelitian pada wanita dan hewan belum tersedia. Obat seharusnya diberikan bila hanya keuntungan potensial memberikan alasan terhadap bahaya potensial pada janin.


KEMASAN :

Tablet 5 mg x 30 biji.


DOSIS :

* Hipertensi :
  - pada pasien yang tidak menggunakan diuretika : dosis awal 10 mg sekali sehari, pemeliharaan : 20-40 mg/hari.
  - pada pasien yang juga menggunakan diuretika : dosis awal 5 mg sekali sehari.
* Gagal jantung kongestif : dosis awal 5 mg, pemeliharaan : 10-20 mg/hari.


PERHATIAN KHUSUS :

Gangguan fungsi ginjal, gagal jantung kongestif berat.
Interaksi obat :
- dapat mengurangi penyerapan Tetrasiklin.
- monitor kadar Kalium dalam serum saat Quinapril digunakan dengan diuretika hemat Kalium, Kalium tambahan, atau pengganti garam yang mengandung Kalium


PENYAJIAN :

Dikonsumsi pada perut kosong (1 atau 2 jam sebelum/sesudah makan)


ACEPRESS 12,5 MG

GOLONGAN : K


KOMPOSISI :

Acepress Tablet 12,5 mg, tiap tablet mengandung :
Kaptopril 12,5 mg


INDIKASI :

Acepress Tablet diindikasikan untuk :
1. Hipertensi :
Acepress Tablet dapat efektif baik tunggal maupun dikombinasikan dengan sediaan antihipertensi lainnya, khususnya diuretik tipe thiazide. Efek penurunan tekanan darah dari Acepress Tablet dan thiazide kurang lebih merupakan tambahan.

Acepress Tablet dapat digunakan sebagai pengobatan awal pada pasien dengan fungsi ginjal normal. Pada pasien dengan kerusakan fungsi ginjal, terutama dengan penyakit pembuluh kolagen, sebaliknya Acepress Tablet untuk pasien hipertensi yang mempunyai perkembangan efek samping yang tidak diharapkan dari obat lain, atau dengan respon yang tidak memuaskan pada obat kombinasi.

2. Gagal jantung :
Acepress Tablet untuk pengobatan gagal jantung kongestif biasanya dalam kombinasi dengan diuretik dan Digitalis. Efek yang bermanfaat dari Acepress Tablet dalam gagal jantung tidak diperlukan pada saat pemakaian Digitalis.

3. Disfungsi ventrikular kiri sesudah IM :
Untuk perbaikan penyelamatan IM pada pasien disfungsi ventrikular kiri yang secara klinis stabil menunjukkan penyemburan fraksi < 40 % dan untuk mengurangi bahaya pada gagal jantung dan perawatan selanjutnya gagal jantung kongestif pada pasien tersebut.

4. Diabetes nephropati :
Acepress Tablet untuk pengobatan diabetes nephropati (proteinuria > 500 mg / hari) pada pasien dengan diabetes melitus tipe I - diabetes melitus dependent dan retinopati.

PERHATIAN :

Gagal ginjal berat, penyakit autoimun.
Interaksi obat : efek hipotensi dipertinggi oleh diuretika, antihipertensi lainnya dan diperendah oleh Indometasin dan Salisilat.


EFEK SAMPING :

Gangguan pengecapan, batuk kering (tidak berdahak), infeksi rongga mulut, kemerahan pada kulit, gatal-gatal, demam, eosinofilia, trombositopenia, anemia, iritasi saluran cerna, angioedema, limfadenopati, hipotensi yang bersifat sementara, takhikardia.
Jarang : kerusakan sel hati dan sakit kuning, agranulositopenia, neutropenia.
DOSIS

Acepress Tablet harus diminum dalam dosis tunggal dan harus diminum 1 jam sebelum makan
Hipertensi :
Dosis awal Acepress Tablet :
12,5 mg 2 - 3 kali sehari.

Jika memungkinkan, hentikan pemakaian obat antihipertensi yang sebelumnya 1 minggu sebelum memulai Acepress Tablet. Bila setelah 1-2 minggu belum diperoleh penurunan tekanan darah yang memuaskan dosis dapat ditingkatkan secara perlahan-lahan sampai 25 - 50 mg 2 - 3 kali sehari. Dosis Acepress Tablet untuk hipertensi tidak boleh melebihi 150 mg sehari. Apabila belum ada penurunan tekanan darah yang memuaskan setelah 1-2 minggu pada dosis ini
(dan pada pasien yang belum mendapat pengobatan diuretik), harus ditambahkan diuretik tipe thiazide misal Hidroklorthiazide 25 mg sehari. Dosis diuretik dapat dinaikkan dengan interval waktu 1 - 2 minggu sampai dosis antihipertensi tertinggi tercapai. Pembatasan Natrium dapat bermanfaat saat Acepress Tablet digunakan secara tunggal. Jika diperlukan penurunan tekanan darah lebih lanjut, dosis Acepress Tablet dapat dinaikkan sampai 100 mg 2 atau 3 kali sehari dan jika perlu dapat ditingkatkan sampai 150 mg 2 atau 3 kali sehari (saat melanjutkan diuretik).
Dosis umum Acepress Tablet :
12,5 sampai 150 mg 2 atau 3 kali sehari.

Dosis maksimal sehari Acepress Tablet tidak boleh melebihi 450 mg.
Untuk pasien dengan hipertensi parah, seperti hipertensi malignant yang dipercepat :
Saat penghentian sementara pengobatan dengan antihipertensi tidak praktis atau diinginkan, atau saat kenaikan sedikit demi sedikit yang tepat untuk lebih menormalkan tekanan darah, lanjutkan penggunaan diuretik tetapi hentikan pengobatan dengan antihipertensi lain dan gunakan dosis awal Acepress Tablet dengan pengawasan dokter sebesar 25 mg 2 atau 3 kali sehari. Dosis harian Acepress Tablet dapat ditingkatkan tiap 24 jam atau kurang hingga didapat respon tekanan darah yang memuaskan atau maksimal dosis tercapai. Dalam jumlah ini, dapat ditambahkan diuretik yang lebih potensial misalnya Furosemide. Beta bloker dapat juga digunakan bersama dengan Acepress Tablet namun gabungan dua obat ini tidak meningkatkan efeknya.
Gagal jantung :
Untuk pengobatan awal disarankan menggunakan diuretik dan kemungkinan penipisan garam atau volume yang parah. Pada pasien dengan tekanan darah normal atau rendah yang telah diberikan diuretik dan kemungkinan menjadi hiponatremik dan / atau hipovolemik, dimulai dengan dosis 6,25 atau 12,5 mg 3 kali sehari, dapat meminimalkan besar atau durasi dari efek hipotensi; untuk pasien tersebut, kenaikan sedikit demi sedikit terhadap dosis umum harian dapat terjadi sampai beberapa hari kemudian. Pada umumnya dosis awal untuk semua pasien adalah 25 mg 3 kali sehari. Sesudah dosis 50 mg 3 kali sehari tercapai, tunda kenaikan berikutnya, jika memungkinkan, untuk paling tidak 2 minggu diamati jika terdapat respon yang memuaskan. Kebanyakan pasien yang diamati mendapat perbaikan secara klinis dengan dosis 50 atau 100 mg 3 kali sehari. Jangan melebihi dosis maksimal
Acepress Tablet 450 mg sehari. Acepress Tablet secara umum harus digunakan bersamaan dengan diuretik dan Digitalis.
Infark miokardial :
Pengobatan dapat dimulai secepatnya 3 hari sesudah infark miokardial. Setelah pemberian dosis awal Acepress Tablet 6,25 mg, naikkan menjadi 12,5 mg 3 kali sehari. Kemudian naikkan Acepress Tablet menjadi 25 mg 3 kali sehari selama beberapa hari kemudian dan hingga target dosis terakhir 50 mg 3 kali sehari selama lebih dari beberapa minggu. Acepress Tablet dapat digunakan untuk pasien yang mendapat pengobatan dengan post-myocardial infarction lainnya seperti trombolitik, Asetosal, beta bloker
Diabetes nephropathy :
Dosis Acepress Tablet yang direkomendasikan untuk pemakaian jangka panjang adalah 25 mg 3 kali sehari. Antihipertensi lainnya seperti diuretik, beta bloker, atau vasodilator dapat digunakan secara bersamaan dengan Acepress Tablet jika pengobatan tambahan dibutuhkan untuk tekanan darah yang lebih rendah lagi.

Gangguan fungsi ginjal :
Karena Acepress Tablet secara utama diekskresikan melalui ginjal, kecepatan ekskresi menurun pada pasien dengan gangguan fungsi ginjal. Pasien tersebut akan lebih lama untuk mencapai kadar Acepress Tablet pada keadaan tunak dan akan mencapai kadar lebih tinggi keadaan tunak untuk pemberian dosis harian daripada pasien dengan fungsi ginjal normal. Oleh karena itu, pasien tersebut dapat merespon pada frekuensi dosis yang lebih kecil atau kurang. Maka untuk pasien dengan kerusakan ginjal yang signifikan, dosis awal harian Acepress Tablet harus diturunkan, dan naikkan sedikit demi sedikit, yang harus lebih pelan (interval 1 - 2 minggu). Setelah efek terapetik yang diinginkan tercapai, dosis harus secara perlahan diturunkan sedikit demi sedikit untuk diamati dosis minimal yang efektif. Pada pasien dengan kerusakan ginjal yang parah, jika dibutuhkan kombinasi dengan diuretik maka lebih baik digunakan diuretik Furosemide daripada thiazide.
KEMASAN :

Acepress Tablet 12,5 mg : Dus berisi 10 strip @ 10 tablet

 ACEPRESS 25 MG

GOLONGAN : K


KOMPOSISI :
Acepress Tablet 25 mg, tiap tablet mengandung :
Kaptopril 25 mg

INDIKASI :
Acepress Tablet diindikasikan untuk :
1. Hipertensi :
Acepress Tablet dapat efektif baik tunggal maupun dikombinasikan dengan sediaan antihipertensi lainnya, khususnya diuretik tipe thiazide. Efek penurunan tekanan darah dari Acepress Tablet dan thiazide kurang lebih merupakan tambahan.

Acepress Tablet dapat digunakan sebagai pengobatan awal pada pasien dengan fungsi ginjal normal. Pada pasien dengan kerusakan fungsi ginjal, terutama dengan penyakit pembuluh kolagen, sebaliknya Acepress Tablet untuk pasien hipertensi yang mempunyai perkembangan efek samping yang tidak diharapkan dari obat lain, atau dengan respon yang tidak memuaskan pada obat kombinasi.

2. Gagal jantung :
Acepress Tablet untuk pengobatan gagal jantung kongestif biasanya dalam kombinasi dengan diuretik dan Digitalis. Efek yang bermanfaat dari Acepress Tablet dalam gagal jantung tidak diperlukan pada saat pemakaian Digitalis.

3. Disfungsi ventrikular kiri sesudah IM :
Untuk perbaikan penyelamatan IM pada pasien disfungsi ventrikular kiri yang secara klinis stabil menunjukkan penyemburan fraksi < 40 % dan untuk mengurangi bahaya pada gagal jantung dan perawatan selanjutnya gagal jantung kongestif pada pasien tersebut.

4. Diabetes nephropati :
Acepress Tablet untuk pengobatan diabetes nephropati (proteinuria > 500 mg / hari) pada pasien dengan diabetes melitus tipe I - diabetes melitus dependent dan retinopati.


PERHATIAN :

Gagal ginjal berat, penyakit autoimun.
Interaksi obat : efek hipotensi dipertinggi oleh diuretika, antihipertensi lainnya dan diperendah oleh Indometasin dan Salisilat.
EFEK SAMPING :
Gangguan pengecapan, batuk kering (tidak berdahak), infeksi rongga mulut, kemerahan pada kulit, gatal-gatal, demam, eosinofilia, trombositopenia, anemia, iritasi saluran cerna, angioedema, limfadenopati, hipotensi yang bersifat sementara, takhikardia.
Jarang : kerusakan sel hati dan sakit kuning, agranulositopenia, neutropenia.
DOSIS :
Acepress Tablet harus diminum dalam dosis tunggal dan harus diminum 1 jam sebelum makan
Hipertensi :
Dosis awal Acepress Tablet :
12,5 mg 2 - 3 kali sehari.
Jika memungkinkan, hentikan pemakaian obat antihipertensi yang sebelumnya 1 minggu sebelum memulai Acepress Tablet. Bila setelah 1-2 minggu belum diperoleh penurunan tekanan darah yang memuaskan dosis dapat ditingkatkan secara perlahan-lahan sampai 25 - 50 mg 2 - 3 kali sehari. Dosis Acepress Tablet untuk hipertensi tidak boleh melebihi 150 mg sehari. Apabila belum ada penurunan tekanan darah yang memuaskan setelah 1-2 minggu pada dosis ini (dan pada pasien yang belum mendapat pengobatan diuretik), harus ditambahkan diuretik tipe thiazide misal Hidroklorthiazide 25 mg sehari. Dosis diuretik dapat dinaikkan dengan interval waktu 1 - 2 minggu sampai dosis antihipertensi tertinggi tercapai. Pembatasan Natrium dapat bermanfaat saat Acepress Tablet digunakan secara tunggal. Jika diperlukan penurunan tekanan darah lebih lanjut, dosis Acepress Tablet dapat dinaikkan sampai 100 mg 2 atau 3 kali sehari dan jika perlu dapat ditingkatkan sampai 150 mg 2 atau 3 kali sehari (saat melanjutkan diuretik).
Dosis umum Acepress Tablet :
12,5 sampai 150 mg 2 atau 3 kali sehari.

Dosis maksimal sehari Acepress Tablet tidak boleh melebihi 450 mg.
Untuk pasien dengan hipertensi parah, seperti hipertensi malignant yang dipercepat :
Saat penghentian sementara pengobatan dengan antihipertensi tidak praktis atau diinginkan, atau saat kenaikan sedikit demi sedikit yang tepat untuk lebih menormalkan tekanan darah, lanjutkan penggunaan diuretik tetapi hentikan pengobatan dengan antihipertensi lain dan gunakan dosis awal Acepress Tablet dengan pengawasan dokter sebesar 25 mg 2 atau 3 kali sehari. Dosis harian Acepress Tablet dapat ditingkatkan tiap 24 jam atau kurang hingga didapat respon tekanan darah yang memuaskan atau maksimal dosis tercapai. Dalam jumlah ini, dapat ditambahkan diuretik yang lebih potensial misalnya Furosemide. Beta bloker dapat juga digunakan bersama dengan Acepress Tablet namun gabungan dua obat ini tidak meningkatkan efeknya. 
Gagal jantung :
Untuk pengobatan awal disarankan menggunakan diuretik dan kemungkinan penipisan garam atau volume yang parah. Pada pasien dengan tekanan darah normal atau rendah yang telah diberikan diuretik dan kemungkinan menjadi hiponatremik dan / atau hipovolemik, dimulai dengan dosis 6,25 atau 12,5 mg 3 kali sehari, dapat meminimalkan besar atau durasi dari efek hipotensi; untuk pasien tersebut, kenaikan sedikit demi sedikit terhadap dosis umum harian dapat terjadi sampai beberapa hari kemudian. Pada umumnya dosis awal untuk semua pasien adalah 25 mg 3 kali sehari. Sesudah dosis 50 mg 3 kali sehari tercapai, tunda kenaikan berikutnya, jika memungkinkan, untuk paling tidak 2 minggu diamati jika terdapat respon yang memuaskan. Kebanyakan pasien yang diamati mendapat perbaikan secara klinis dengan dosis 50 atau 100 mg 3 kali sehari. Jangan melebihi dosis maksimal
Acepress Tablet 450 mg sehari. Acepress Tablet secara umum harus digunakan bersamaan dengan diuretik dan Digitalis.
Infark miokardial :
Pengobatan dapat dimulai secepatnya 3 hari sesudah infark miokardial. Setelah pemberian dosis awal Acepress Tablet 6,25 mg, naikkan menjadi 12,5 mg 3 kali sehari. Kemudian naikkan Acepress Tablet menjadi 25 mg 3 kali sehari selama beberapa hari kemudian dan hingga target dosis terakhir 50 mg 3 kali sehari selama lebih dari beberapa minggu. Acepress Tablet dapat digunakan untuk pasien yang mendapat pengobatan dengan post-myocardial infarction lainnya seperti trombolitik, Asetosal, beta bloker
Diabetes nephropathy :
Dosis Acepress Tablet yang direkomendasikan untuk pemakaian jangka panjang adalah 25 mg 3 kali sehari. Antihipertensi lainnya seperti diuretik, beta bloker, atau vasodilator dapat digunakan secara bersamaan dengan Acepress Tablet jika pengobatan tambahan dibutuhkan untuk tekanan darah yang lebih rendah lagi.


Gangguan fungsi ginjal :
Karena Acepress Tablet secara utama diekskresikan melalui ginjal, kecepatan ekskresi menurun pada pasien dengan gangguan fungsi ginjal. Pasien tersebut akan lebih lama untuk mencapai kadar Acepress Tablet pada keadaan tunak dan akan mencapai kadar lebih tinggi keadaan tunak untuk pemberian dosis harian daripada pasien dengan fungsi ginjal normal. Oleh karena itu, pasien tersebut dapat merespon pada frekuensi dosis yang lebih kecil atau kurang. Maka untuk pasien dengan kerusakan ginjal yang signifikan, dosis awal harian Acepress Tablet harus diturunkan, dan naikkan sedikit demi sedikit, yang harus lebih pelan (interval 1 - 2 minggu). Setelah efek terapetik yang diinginkan tercapai, dosis harus secara perlahan diturunkan sedikit demi sedikit untuk diamati dosis minimal yang efektif. Pada pasien dengan kerusakan ginjal yang parah, jika dibutuhkan kombinasi dengan diuretik maka lebih baik digunakan diuretik Furosemide daripada thiazide.

KEMASAN :
Acepress Tablet 25 mg : Dus berisi 10 strip @ 10 tablet
ACETENSA
GENERIK
Losartan K.
INDIKASI
Hipertensi.
PERHATIAN
Kehamilan, bayi baru lahir, menyusui, penurunan volume intravaskuler.
EFEK SAMPING
Lelah, bengkak, sakit perut, nyeri dada, sakit kepala, faringitis, angina pektoris, blok atrio-ventrikular derajat ke-2, kerusakan cerebrovaskular, hipotensi, infark miokardial, gangguan fungsi hati.


KEMASAN
Tablet 50 mg x 3 x 10
DOSIS
Dosis awal : 50 mg/hari, dapat ditingkatkan menjadi 100 mg 1 kali sehari.
ACTAPIN
GENERIK
Amlodipine besylate.
INDIKASI
Hipertensi, angina stabil dan atau angina Prinzmetal's atau varian.

KONTRA INDIKASI
Hipertensi berat, kehamilan
PERHATIAN
#
Kerusakan fungsi hati dan ginjal.
#
Gagal jantung, menyusui, usia lanjut.
EFEK SAMPING
Pusing, sakit kepala, wajah kemerahan, flushing, somnolen, otot letih, edema perifer (ankles), palpitasi, nyeri perut, mual, mengantuk.
KEMASAN
Tablet 10 mg x 3 x 10's
DOSIS
Awal 5 mg sehari, dapat ditingkatkan sampai 10 mg sehari.
Lanjut usia & pasien dengan insufisiensi hati Awal 2.5 mg sekali sehari.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar