Minggu, 05 Juni 2011

JENIS - JENIS VAKSIN

JENIS VAKSIN UNTUK ANAK
Imunisasi adalah salah satu cara untuk menangkal penyakit-penyakit berat yang terkadang belum ada obat untuk menyembuhkannya. Imunisasi umumnya diberikan kepada anak-anak balita (usia di bawah lima tahun). Imunisasi dilakukan dengan memberikan vaksin yang merupakan bibit penyakit yang telah dibuat lemah kapada seseorang agar tubuh dapat membuat antibodi sendiri terhadap bibit penyakit kuat yang sama.
Anak-anak kecil adalah korban yang lemah terhadap berbagai serangan penyakit yang berbahaya karena tubuh anak masih belum sempurna sistem kekebalan tubuhnya di mana belu banyak terdapat antibodi di dalam tubuhnya. Untuk itulah diperlukan imunisasi lengkap wajib yang teratur pada anak agar terhindar dari berbagai macam gangguan penyakit berbahaya dan fatal.
Vaksin imunisasi mungkin dapat memberikan efek samping yang membuat anak jatuh sakit, namun dampak positif perlindungan yang dihasilkan vaksin tersebut amat sangat berguna. Berikut di bawah ini adalah merupakan beberapa jenis-jenis atau macam-macam imunisasi bagi anak :
A. Jenis / Macam Imunisasi Vaksin Wajib Pada Anak :
1. BCG
- Perlindungan Penyakit : TBC / Tuberkolosis
- Penyebab : Bakteri Bacillus Calmette Guerrin
- Kandungan : Bacillus Calmette-Guerrin yang dilemahkan
- Waktu Pemberian :
I. Umur / usia 2 bulan
2. DPT/DT
- Perlindungan Penyakit : Difteri (infeksi tenggorokan), Pertusis (batuk rejan) dan Tetanus (kaku rahang).
- Penyebab : Bakteri difteri, pertusis dan tetanus
- Waktu Pemberian :
I. Umur / usia 3 bulan
II. Umur / usia 4 bulan
III. Umur / usia 5 bulan
IV. Umur / usia 1 tahun 6 bulan
V. Umur / usia 5 tahun
VI. Umur / usia 10 tahun
3. Polio
- Perlindungan Penyakit : Poliomielitis / Polio (lumpuh layuh) yang menyababkan nyeri otot, lumpuh dan kematian.
- Waktu Pemberian :
I. Umur / usia 3 bulan
II. Umur / usia 4 bulan
III. Umur / usia 5 bulan
IV. Umur / usia 1 tahun 6 bulan
V. Umur / usia 5 tahun
4. Campak / Measles
- Perlindungan Penyakit : Campak / Tampek
- Efek samping yang mungkin : Demam, ruam kulit, diare
- Waktu Pemberian :
I. Umur / usia 9 bulan atau lebih
II. Umur / usia 5-7 tahun
5. Hepatitis B
- Perlindungan Penyakit : Infeksi Hati / Kanker Hati mematikan
- Waktu Pemberian :
I. Ketika baru lahir atau tidak lama setelahnya
II. Tergantung situasi dan kondisi I
III. Tergantung situasi dan kondisi II
IV. Tergantung situasi dan kondisi III
B. Jenis / Macam Imunisasi Vaksin Yang Dianjurkan Pada Anak :
1. MMR
- Perlindungan Penyakit : Campak, gondongan dan campak Jerman
- Waktu Pemberian :
I. Umur / usia 1 tahun 3 bulan
II. Umur / usia 4-6 tahun
2. Hepatitis A
- Perlindungan Penyakit : Hepatitis A (Penyakit Hati)
- Penyebab : Virus hepatitis A
- Waktu Pemberian :
I. Tergantung situasi dan kondisi I
II. Tergantung situasi dan kondisi II
3. Typhoid & parathypoid
- Perlindungan Penyakit : Demam Typhoid
- Penyebab : Bakteri Salmonela thypi
- Waktu Pemberian :
I. Tergantung situasi dan kondisi
4. Varisella (Cacar Air)
- Perlindungan Penyakit : Cacar Air
- Penyebab : Virus varicella-zoster
- Waktu Pemberian :
I. Umur / usia 10 s/d 12 tahun 1 kali dan di atas 13 tahun 2 kali dengan selang waktu 4 s/d 8 minggu.


JENIS VAKSIN DEWASA

1. Tetanus
Tetanus adalah infeksi akut karena racun yang dibuat dalam tubuh oleh bakteri Clostridium tetani. Penyakit ini bisa membuat kejang otot, rahang terkancing, gangguan bernapas, dan kematian. Bakterinya terdapat di debu, tanah, lalu masuk ke dalam tubuh manusia melalui luka terpotong, luka terbuka, dan luka terbakar. Macam vaksinnya adalah toksoid, diberikan dalam bentuk suntikan.


2. Meningitis meningokokus (Meningokok)
Penyakit radang selaput otak (meningitis) disebabkan oleh bakteri Neisseria meningitidis (meningokokus). Cara penularannya melalui udara, batuk, bersin dari orang yang telah terinfeksi bakteri, atau kontak dengan sekret pernapasan (minum dari gelas yang sama). Gejala penyakitnya berupa demam, sakit kepala, dan tidak enak badan. Penyakit ini lebih sering terdapat di Afrika dan agak jarang dijumpai di Indonesia.


3. Tifoid
Lebih dikenal sebagai penyakit typhus atau demam Tifoid. Penderita akan C), sakit kepala, rasa
°mengalami panas tubuh yang tinggi (di atas 40 lelah, dan hilang nafsu makan. Gejala lain, sakit pada perut, buang-buang air, mual, dan menggigil. Penyakit ini disebabkan oleh infeksi bakteri Salmonella typhi.


4. Campak (Measle)
Penyakit yang disebabkan virus ini memiliki gejala demam, menggigil, serta hidung dan mata berair. Timbul ruam-ruam pada kulit berupa bercak dan bintil berwarna merah pada kulit muka, leher, dan selaput lendir C.
°mulut. Saat penyakit memuncak, suhu tubuh bisa mencapai 40


5. Parotitis (Mumps) atau gondongan
Parotitis disebabkan oleh virus yang menyerang kelenjar air liur di mulut, dan banyak diderita anak-anak dan orang muda. Semakin tinggi usia penderita, gejala yang dirasakan lebih hebat. Kebanyakan, orang menderita penyakit ini hanya sekali seumur hidup.


6. Rubella (campak Jerman)
Rubella merupakan penyakit yang disebabkan oleh virus, mengakibatkan ruam pada kulit menyerupai campak, radang selaput lendir, dan radang selaput tekak. Ruam ini biasanya hilang dalam waktu 2-3 hari. Gejalanya berupa sakit kepala, kaku pada persendian, dan rasa lemas. Biasanya diderita setelah penderita berusia belasan tahun atau dewasa. Bila infeksi terjadi pada wanita yang sedang hamil muda (tiga bulan pertama) dapat memengaruhi pertumbuhan bayi.


7. Yellow fever (demam kuning)
Penyakit ini disebabkan virus yang dibawa nyamuk Aedes dan Haemagogus. Orang yang akan bepergian ke Afrika Selatan wajib menjalani vaksinasi penyakit ini. Serangan ringan demam kuning memberikan gejala mirip dengan flu.


8. Hepatitis B
Vaksinasi hepatitis B diperlukan untuk mencegah gangguan hati yang disebabkan oleh virus hepatitis B (VHB). Gejala penyakitnya diawali dengan timbulnya demam selama beberapa hari. Lalu timbul rasa mual, keletihan, dan tetap terasa letih meski telah beristirahat cukup. Urine (air seni) akan terlihat keruh seperti air teh. Bagian putih bola mata dan kuku akan terlihat berwarna kuning.


9. Japanese B enchephalitis
Penyakit ini disebabkan oleh virus yang menimbulkan infeksi pada otak. Virus dibawa oleh nyamuk Culex yang hidup di daerah Asia (dari India Timur ke Korea, Jepang, dan Indonesia). Vaksinasi diberikan melalui suntikan pada hari ke-0, 7, dan 28. Dilakukan vaksinasi pendukung setahun kemudian. Vaksinasi diulang setiap 3 tahun.

10. Rabies[B][/b]
Penyakit infeksi pada otak ini disebabkan oleh virus. Penularannya melalui gigitan atau cakaran hewan yang terinfeksi virus rabies. Hewan yang mungkin menularkan rabies adalah anjing, kucing, kelelawar, monyet, dan lainnya. Vaksin diberikan melalui suntikan sebanyak 3 kali, yaitu hari ke-0, 7, dan 28.


11. Influenza
Penyakit yang disebabkan oleh virus dari keluarga Orthomyxoviridae ini menimbulkan wabah berulang dengan aktivitas kuat serta kejadian infeksi dan kematian yang tinggi pada semua usia. Influenza merupakan penyakit yang cukup berat bila diderita oleh orang berusia lanjut (di atas 65 tahun) serta penderita yang mempunyai penyakit jantung, paru-paru, dan diabetes mellitus (kencing manis). [/size

IMUNISASI PASIF

Imunisasi Pasif
Imunisasi pasif adalah penyuntikan sejumlah antibodi, sehingga kadar antibodi dalam tubuh meningkat. Contohnya adalah penyuntikan ATS (Anti Tetanus Serum) pada orang yang mengalami luka kecelakaan. Contoh lain adalah yang terdapat pada bayi yang baru lahir di mana bayi tersebut menerima berbagai jenis antibodi dari ibunya melalui darah plasenta selama masa kandungan, misalnya antibodi terhadap campak.

Tujuan dan manfaat imunisasi diperlukan untuk mencegah meluasnya penyakit-penyakit tertentu dan menghindari risiko kematian yang diakibatkannya. Karena pada dasarnya imunisasi adalah untuk memberikan kekebalan bagi tubuh agar dapat, mencegah penyakit dan kematian disebabkan oleh penyakit yang sering berjangkit. Sasaran yang paling penting untuk mendapatkan imunisasi adalah bayi dan balita karena mereka yang paling peka terhadap penyakit dan ibu-ibu hamil serta wanita usia subur. Time (Waktu) Anak harus diimunisasi lengkap sebelum berumur 1 tahun agar memiliki kekebalan terhadap penyakit. Waktu yang tepat untuk pemberian imunisasi yaitu Umur 0- 7 hari Hepatitis B, 1 Bulan BCG, 2 bulan Hepatitis B 2, DPT 1, Polio 1, 3 bulan Hepatitis B 3, DPT 2, Polio 2, 4 bulan DPT 3, Polio 3,9 bulan Campak, Polio 4. Frekuensi penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi seperti polio, tetanus dan campak dari tahun ketahun semakin rendah atau berkurang. Hal ini disebabkan salah satunya karena cakupan imunisasi yang lengkap.
Imunisasi kadang dapat mengakibatkan efek samping. Ini adalah tanda baik yang membuktikan bahwa vaksin betul-betul bekerja secara tepat. Efek samping yang biasa terjadi yaitu, BCG : setelah dua minggu akan terjadi pembengkakan kecil dan merah ditempat suntikan. DPT : kebanyakan bayi menderita panas pada waktu sore hari setelah mendapatkan imunisasi DPT, tetapi panas akan turun dan hilang dalam waktu dua hari. Campak : anak mungkin biasa panas, kadang disertai dengan kemerahan 4 - 10 hari sesudah penyuntikan. TETANUS TOXOID: Efek samping TT untuk ibu hamil tidak ada. Perlu diingat efek samping imunisasi jauh lebih ringan dari pada efek penyakit bila bayi tidak diimunisasi.Imunisasi bermanfaat untuk mencegah meluasnya penyakit-penyakit tertentu dan menghindari risiko kematian yang diakibatkannya. Manfaat jangka pendek imunisasi adalah pencegahan terhadap penyakit infeksi yang berbahaya dan mematikan sedangkan manfaat jangka panjang imunisasi mencakup pemberantasan penyakit infeksi tersebut. Penyakit Yang Dapat Dicegah Dengan Imunisasi (PD3I)PD3I merupakan penyakit yang diharapkan dapat diberantas/ditekan dengan pelaksanaan program imunisasi, beberapa penyakit yang dapat dicegah antara lain : tetanus neonatorum,
difteri, pertusis, polio, penyakit yang disebabkan Hib seperti pneumonia, meningitis dan penyakit lainnya.


f. GANGGUAN SISTEM IMUN
Gangguan pada sistem imun terjadi karena sistem imun yang gagal dalam mempertahankan tubuh dari serangan infeksi bakteri maupun virus, dapat juga terjadi karena sistem imun yang bereaksi secara berlebihan. Gangguan sistem imun terjadi akibat adanya reaksi hipersensitifitas dan akibat kekurangan sel yang berperan sebagai sistem imun dalam tubuh. Berikut uraiannya lebih lanjut :
Hipersensitivitas (Alergi)
Merupakan reaksi sistem imun yang spesifik terhadap bahan-bahan lingkungan yang dalam keadaan normal tidak berbahaya, misalnya debu atau serbuk sari. Bahan penyebabnya disebut alergen berupa antigen atau hapten dengan syarat harus berikatan dengan suatu protein tubuh. Respon alergi ini dapat diklasifikasikan menjadi dua katagori yaitu : hipersensitivitas tipe cepat dan tipe lambat.
 Hipersensitivas cepat
§
Respon alergi berlangsung secara cepat, reaksi biasanya muncul dalam waktu sekitar dua puluh menit setelah orang yang tersensitisasi ke alergen. Alergen yang pailn sering merangsang kondisi ini adalah butir-butir serbuk sari, sengatan lebah, penisilin, makanan tertentu, kapang, debu dan bulu binatang. Dimana alergen tersebut berikatan dengan dan mencetuskan sintesis antibodi IgE dan bukan antigen IgE yang berkaitan dengan antigen bakteri. Ada beberapa zat-zat kimia terpenting yang dikeluarkan pada reaksi alergi tipe cepat, diantaranya sebagai berikut :
1. Histamin: menyebabkan vasoladilatasi dan peningkatan permeabilitas kapiler.
2. Slow-reactive subtance of anaphlylaxis (SRS-A) : menyebabkan kotraksi otot polos kuat dan berkepanjangan, terutama di jalan napas halus.
3. Faktor kemoktasis eosinofil, berfungsi sebagai tombol pemadam untuk membatasi reaksi alergi.
Hipersensitivitas cepat dapat sangat berbahaya bahkan menyebabkan kematian akibat timbulnya reaksi sistermik yaitu reaksi yang melibatkan seluruh tubuh yang dikenal dengan syok anafilaktik yang dapat terjadi karena alergen yang masuk ke dalam darah atau jika terjadi pengeluaran zat-zat kimia dalam jumlah yang sangat besar.
 Hpersensitivitas Lambat
§
Respon imun tipe ini deperantarai oleh sel T, alergen-alergen yang dicetuskan antara lain: toksin voisin ivy dan zat kimia tertentu yang sering mengenai kulit, misalnya kosmestik dan bahan pembersih rumah tangga. Biasanya respon ditandai dengan erupsi kulit yang mencapai puncaknya satu sampai tiga hari setelah kontak dengan alergen. Pengobatan yang terbaik pada alergi tipe lambat adalah dengan memberikan sedia-an anti-imflamasi, misalnya yang mengandung kartisol.

Kekurangan Sel Imun
Sel-sel yang berperan dalam sistem imun banyak terdapat pada jaringan epidermis dan dermis pada kulit diantaranya adalah sebagai berikut :
 Sel residen Melanosit
Ø
Merupakan penghasil pigmen coklat melanin pada kulit, kekurangan sel ini dapat mengakibatkan terjadinya kanker kulit akibat sinar ultraviolet dari sinar matahari yang diterima oleh kulit, jumlah sel melanosit yang sedikit tidak akan mampu secara maksimal menghasilkan zat ”tan” (warna cokelat) sebagai pelindung kulit (fungsi protektif).
 Sel Keratinosit
Ø
Merupakan sel penghasil keratin yang berfungsi menghasilkan rambut dan kuku. Sel ini juga berfungsi sebagai sebagai pembentuk lapisan protektif dibagian luar kulit pada sel-sel yang mati.
 Sel
Ø Langerheans & Sel Granstein
Sel Langerheans bermigrasi ke kulit dari sunsum tulang belakang. Baik sel langerheans maupun granstein berfungsi sebagai penyaji antigen. Sel langerheans lebih peka terhadap kerusakan yang dirtimbulkan oleh radiasi ultraviolet (misalnya dari matahari) dibanding dengan sel granstein. Hilangnya sel langerheans dapat menyebabkan predominansi sinyal penekanan terhadap sinyal penolong, yang dalam keadaan normal lebih dominan, sehingga kekurangan sel ini dapat mengakibatkan kulit menjadi lebih rentan terhadap invasi mikroba dan sel kanker

IMUNISASI AKTIF

Kata imun berasal dari bahasa Latin ‘immunitas’ yang berarti pembebasan (kekebalan) yang diberikan kepada para senator Romawi selama masa jabatan mereka terhadap kewajiban sebagai warganegara biasa dan terhadap dakwaan. Sistem imun adalah suatu sistem dalam tubuh yang terdiri dari sel-sel serta produk zat-zat yang dihasilkannya, yang bekerja sama secara kolektif dan terkoordinir untuk melawan benda asing seperti kuman-kuman penyakit atau racun yang masuk kedalam tubuh. Kuman disebut antigen. Pada saat pertama kali antigen masuk ke dalam tubuh, maka sebagai reaksinya tubuh akan membuat zat anti yang disebut dengan antibodi.

Imunisasi adalah pemberian vaksin kepada seseorang untuk melindunginya dari beberapa penyakit tertentu. Imunisasi merupakan upaya untuk mencegah penyakit lewat peningkatan kekebalan tubuh seseorang. imunisasi ada dua macam yaitu imunisasi aktif dan pasif.
Imunisasi Aktif

Imunisasi aktif adalah pemberian kuman atau racun kuman yang sudah dilemahkan atau dimatikan dengan tujuan untuk merangsang tubuh memproduksi antibodi. Antibodi adalah zat anti yang terbentuk ketika antigen (kuman) masuk ke dalam tubuh. Pertama kali antigen masuk ke dalam tubuh, maka sebagai reaksinya tubuh akan membuat antibodi. Pada umumnya, reaksi pertama tubuh untuk membentuk antibodi tidak terlalu kuat karena tubuh belum mempunyai pengalaman. Tetapi pada reaksi kedua, ketiga dan seterusnya, tubuh sudah mempunyai memori untuk mengenali antigen sehingga pembentukan antibodi terjadi dalam waktu yang lebih cepat dan dalam jumlah yang lebih banyak. Contoh imunisasi aktif adalah imunisasi polio atau campak.

EFEK SAMPING DAN CARA MENGATASINYA

1 . AB-Vask 10mg  TABLET Amiodipine
EFEK SAMPING
-    
Amlodipine ditoleransi dengan baik Pada penelitian klinik dengan kontrol plasebo yang mencakup penderita dengan hipertensi dan angina, efek samping yang umum terjadi adalah sakit kepala, edema, somnolen, palpitasi, nyeri abdomen, lelah, mual, flushing, dan pusing-pusing Tidak ada kelainan-kelainan tes laboratorium yang signifikan secara klinis yang berkaitan dengan amiodipine
-    
Efek samping lain yang sedikit ditemukan pada pengalaman klinis adalah pruritus, rash, dispnea, astenia, kram otot, hiperplasia gingiva, dispepsia dan yang jarang ditemukan eritema multiforme, Seperti pada calcium channel Mockers, efek samping lain jarang dilaporkan dan tidak bisa dibedakan    dari gejala penyakit penyebabnya: infark miokard, aritmia (termasuk takikardi ventrikular dan fibrilasi atrium) dan nyeri dada.
2 . AB-Vask 5mg TABLET Amiodipine
EFEK SAMPING
 - Amlodipine ditoleransi dengan baik Pada penelitian klinik dengan kontrol plasebo yang mencakup    penderita dengan hipertensi dan angina, efek samping yang umum terjadi adalah sakit kepala, edema,    somnolen, palpitasi, nyeri abdomen, lelah, mual, flushing, dan pusing-pusing Tidak ada    kelainan-kelainan tes laboratorium yang signifikan secara klinis yang berkaitan dengan amiodipine
-  Efek samping lain yang sedikit ditemukan pada pengalaman klinis adalah pruritus, rash, dispnea,    astenia, kram otot, hiperplasia gingiva, dispepsia dan yang jarang ditemukan eritema multiforme,    Seperti pada calcium channel Mockers, efek samping lain jarang dilaporkan dan tidak bisa dibedakan    dari gejala penyakit penyebabnya: infark miokard,   ' aritmia (termasuk takikardi ventrikular dan    fibrilasi atrium) dan nyeri dada.
3 . ACCUPRIL 10 MG
EFEK SAMPING :
Sakit kepala, pusing, rinitis, batuk, infeksi saluran pernafasan bagian atas, letih, mual, muntah, dispepsia, dan parestesia (gangguan perasaan kulit seperti kesemutan).
4 . ACCUPRIL 20 MG
EFEK SAMPING :
Sakit kepala, pusing, rinitis, batuk, infeksi saluran pernafasan bagian atas, letih, mual, muntah, dispepsia, dan parestesia (gangguan perasaan kulit seperti kesemutan).

5 . ACCUPRIL 40 MG
EFEK SAMPING :
Sakit kepala, pusing, rinitis, batuk, infeksi saluran pernafasan bagian atas, letih, mual, muntah, dispepsia, dan parestesia (gangguan perasaan kulit seperti kesemutan).
6 . ACCUPRIL 5 MG

EFEK SAMPING :
Sakit kepala, pusing, rinitis, batuk, infeksi saluran pernafasan bagian atas, letih, mual, muntah, dispepsia, dan parestesia (gangguan perasaan kulit seperti kesemutan).

7 . ACEPRESS 12,5 MG
EFEK SAMPING :

Gangguan pengecapan, batuk kering (tidak berdahak), infeksi rongga mulut, kemerahan pada kulit, gatal-gatal, demam, eosinofilia, trombositopenia, anemia, iritasi saluran cerna, angioedema, limfadenopati, hipotensi yang bersifat sementara, takhikardia.
Jarang : kerusakan sel hati dan sakit kuning, agranulositopenia, neutropenia.
8 . ACEPRESS 12,5 MG
EFEK SAMPING :
Gangguan pengecapan, batuk kering (tidak berdahak), infeksi rongga mulut, kemerahan pada kulit, gatal-gatal, demam, eosinofilia, trombositopenia, anemia, iritasi saluran cerna, angioedema, limfadenopati, hipotensi yang bersifat sementara, takhikardia.
Jarang : kerusakan sel hati dan sakit kuning, agranulositopenia, neutropenia.
9 . ACETENSA
EFEK SAMPING
Lelah, bengkak, sakit perut, nyeri dada, sakit kepala, faringitis, angina pektoris, blok atrio-ventrikular derajat ke-2, kerusakan cerebrovaskular, hipotensi, infark miokardial, gangguan fungsi hati.

10 . ACTAPIN
EFEK SAMPING
Pusing, sakit kepala, wajah kemerahan, flushing, somnolen, otot letih, edema perifer (ankles), palpitasi, nyeri perut, mual, mengantuk.